Sabtu, 14 Juli 2012

Jalan menuju Taubat-MU (Riko’s Story)


Cerita sederhana penuh hidayah. Sebuah cerita nyata yang sedikit akan kita simak bersama. Semoga cerita yang akan dituang, bisa membawa manfaat bagi semua yang membaca. Cerita ini mungkin terjadi sudah beberapa tahun yang lalu, tapi baru beberapa hari ini temanku, sebut saja namanya Riko berkenan membagi cerita.
Riko adalah nama seorang temanku yang baru ku kenal namun terasa nyaman berbagi dan berbincang menghabiskan waktu dengannya. Ramah, sopan, santun, simple dan taat beribadah begitulah sedikit gambaranku untuknya. Beberapa hari yang lalu Riko berbagi kisah hidupnya denganku. Kisah kelam dan pahit yang menyisahkan luka mendalam hingga kadang sedikit hilang akal, namun berakhir dengan kedamaian hakiki yang membuatnya menjadi lebih tawwakal seperti saat ini. Inilah kisah Riko yang menjadi latar belakang kembalinya Riko pada jalan menuju keridhoan Sang Maha Pengampun (Illahi Robbi).
Tulisan ini adalah sebuah rangkuman kisah hidup yang di tulisnya dengan pena berjuta rasa di hati.
Tulisan Riko yang sudah sedikit diubah ukiran penanya, inilah sepenggal kisahnya :
Rico’s Story…..
Beberapa tahun yang lalu terjalin kisah menitih kasih antaraku dan Rina kekasihku. Aku mencintainya, begitu pula sebaliknya ia padaku. Serasa hanya ada Rina yang ada di benak dan khayalku tanpa ada kesempatan untuk kupikirkan yang lain. Tapi entah mengapa hubunganku dan Rina tak semulus yang dibayangkan. Berita tak sedap kian meruncing hingga mencapai puncak, menyebabkan kami memutuskan untuk berpisah.
Orangtua beserta seluruh saudara seolah tak menginginkan aku denganya. Aku tahu bahwa cinta, harapan serta percayaku sepenuhnya untuk Rina. Namun semua tidak seperti yang aku kira, sanak saudara begitu yakin bahwa Rina bukanlah gadis terbaik pilihanku.
Aku memutuskan Rina tanpa kerelaan. Hatiku sakit dan perih, hanya dengan sepatah kata “Kita Putus” di akhir pertemuan yang pedih. Rina pun tercengang dengan keputusan yang kubuat. Bingung dan tak mengerti dengan perkara sebab keputusanku karena akupun tak mampu untuk menjelaskannya.
Di awal perpisahan sepertinya hatiku masih belum bisa menerima. Kadang-kadang aku bingung dengan cara yang ku buat , seakan-akan masa depanku kandas. Sempat terpikir olehku bahwa aku benar-benar tak bisa hidup tanpa Rina. Ia begitu melekat dan bersemayam di  hati dan pikiranku. “Rina maafkan aku”, tuturku dalam kesendirian dan kehampaan.
Hari demi haripun berlalu, aku tak mau hidupku terus tanpa arah dan hilang kendali.
“Astaghfirullah… Maafkan hamba Ya Robbi..”  ucap maafku pada Tuhan yang selama ini ku hilangkan dalam kehidupan. Aku benar-benar sudah terlelap hanya dalam kehidupan saja, tersadar olehku bahwa hanya karena cinta pada wanita yang belum tentu menjadi milikku aku menangis bersimpu. Sedangkan selama ini aku tak pernah menangis karena dosa-dosaku pada Illahi Robbi. Ku basuh wajah dan sebagian tubuhku dengan berwudhu, ku lantunkan do’a dengan sujud sholat lima waktu. Ku bersimpuh, memohon ampun atas segala dosa yang tak pernah kusadari.
Dalam kesakitan hati ini, seolah ALLah memberi berkah pada setiap langkahku. Sedikit demi sedikit akupun biasa tak merasakannya. Aku semakin erat pada Sang Maha Pencipta. Inilah awal taubatku, semoga menjadi taubatan Nasuha yang tak kan ku ulangi untuk membuat Tuhan marah.
“Bismillah… “ aku awali lembaran baru untuk melangkah kejalan yang lebih baik.
Tak lama kemudian muncul akhwat yang menggetarkan hatiku, seolah aku merasa semoga ia bisa menjadi pengganti Rina dengan jalan yang di Ridhoi, mungkin tanpa ada kata Pacaran. Sekilas kami pun berkenalan, terjalin hubungan bisnis di antara kami. Ya… walaupun bisnis kecil, tapi aku sedikit senang bisa mengenalnya, sebut saja namanya Dewi. Namun kaku tak mau terlena kedua kalinya. Aku selalu ingat tujuan awal dan dosa yang belum bisa terbalas dengan kebaikan bahwa aku kembali hanya untuk-Nya, untuk Allah SWT.
Tak lama hubungan bisnis terjalin diantara kami Dewipun pergi entah kemana. Tapi aku menyadari bahwa kepergian Dewi dariku adalah karena perkataanku yang sedikit kasar hingga membuatnya terluka. Hal ini terulang kembali, tapi syukurlah aku tidak lagi merasakan kepedihan layaknya Rina putus dariku. Hatiku seolah terlapangkan oleh-Nya hingga aku berfikir bahwa memang ini jalan Allah karena tujuanku hanyalah berjalan diatas Ridho-Nya. Akupun yakin nanti ketika saat itu tiba wanita yang tertulis di lauful mahfud untukku akan datang membawa kesempurnaan, aku akan berikhtiyar di jalan yang penuh berkah, InsyaALlah.
Inilah jalanku..
Jalan menuju ridho-MU
Jalan panjang penuh belukar
Yang harus ku pangkas agar tak tertatih
Jalan taubat kikiskan dosa
Puji syukur ku panjatkan atas hidayah-MU
Menyadarkanku dalam Hina dan Dosa
tuk kembali dalam Rachmad-Mu

 Begitulah gambaran hidayah yang Allah berikan pada Riko, kesakitan hatinya menyadarkan atas segala kekhilafan dan amal buruk yang ia lakukan. Semoga allah selalu membuka pintu rachmad dan hidayahnya pada setiap kita yang mungkin menglami hal serupa.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar

loading...

Download App Kisah Nyata
di Google Playstore