Kamis, 09 Agustus 2012

Saya Ingin Masuk Islam



Allah maha berkuasa dengan hati manusia. Dia maha berkehendak dengan kehendak yang ada pada diri manusia. Sang pembolak-balik jiwa. Ini adalah kisah nyata yang terjadi hari ini tanggal 23 September 2008. Siang ini bersama beberapa teman-teman sedang asik ngobrol bareng di depan pintu masuk gedung Masyikhoh Azhar. Entah datang dari arah mana tiba-tiba ada perempuan datang menghampiri kami.
“Adik dari Indonesia ya?” tanya perempuan itu sambil tersenyum
“Oh, iya” jawab kami secara spontan.
Pertanyaan seperti itu biasa kami dengar di negeri ini. Wajar sih kalau ada orang Asia ketika bertanya kepada orang yang belum di kenal dengan menanyakan kewarganegaraan. Karena wajah Asia rata-rata tidak jauh beda. Terkadang banyak mahasiswa Indonesia yang terjebak ketika menyapa orang Thailand, Singapura ataupun Malaysia dengan bahasa Indonesia. Paling ujung-ujungnya cukup dibalas dengan senyuman. Maklum tidak paham.
Oh ya ceritanya dilanjutin.
“Saya ingin masuk Islam” perempuan itu tetap tersenyum.
Sambil memperhatikan pakaian perempuan tersebut kami yang mendengar hanya menanggapinya biasa, mungkin saja ia bercanda. Kami masing bingung. Ini orang jangan-jangan cuman canda. Tapi kalau dilihat dari penampilannya sepertinya perempuan ini serius sambil senyum. Lah kok…
“Saya ingin membaca syahadat” lanjutnya dengan mantap.
Kami mulai sadar kalau perempuan ini bukan hanya sekedar ingin bercanda. Ternyata ini serius.
“Kalau ingin bertemu dengan syaikh untuk baca syahadat di mana?” tanyanya ingin lebih meyakinkan kami.
Kami baru menyadari kalau perempuan itu non muslim yang ingin masuk Islam.
“Kalau mau ketemu dengan syaikh, ya ke Masjid Azhar saja” jawab saya sedikit mantap (walaupun agak bingung sih). Tapi emang betul kok.
“Oooh yang di depan Khan Khalili” perempuan itu coba memastikan
“Iya” jawabku singkat
“Tapi kemarin saya di suruh datang ke sini” ia kembali mejelaskan
“Loh, bukannya di sini tempatnya kantor?” Saya sendiri malah bingung, kok malah bertanya balik kepada orang yang bertanya ke kita. Walaaah sebenarnya yang bingung perempuan itu apa kita ya… J Maklumlah kami sendiri jarang ke gedung tempat berkantornya Grand Syeikh Al-Azhar ini. Kalaupun ke sini karena ada keperluan pengajuan beasiswa ataupun hal-hal yang lain, dan itupun jarang.
“Kalo kantor KBRI di mana”? tanyanya kembali
“Di Garden City (kawasan kantor-kantor kedutaan berada, di samping Nil)” jawab saya singkat
“Maksud saya konsuler yang di Nasr City” imbuhnya pula
“Ooo iya, di kawasan Hay ‘Asyir” saya mencoba menjelaskan letak tempatnya
“Sebentar ya mbak, saya tanya dulu ke dalam” sembari mengajaknya masuk gedung Masyikho
“Kemarin saya di suruh untuk masuk ke ruangan itu, tapi kok sekarang ditutup ya” perempuan itu menunjuk ke salah satu pintu ruangan yang terletak di samping pintu masuk utama gedung. Saya pun bingung karena pintunya memang tertutup. Oh ya, saya juga baru sadar ternyata perempuan itu datang ke tempat buka tidak sendirian, tapi dengan seorang pria kewarganegaraan asing.
“Sebentar ya mbak, saya tanya dulu” sambil menuju ke arah penjaga pintu. Saya menjelaskan kepada penjaga itu kalau perempuan yang bersama saya itu ingin masuk Islam. Ternyata penjaga tersebut langsung paham dan menyuruh kami suruh langsung masuk saja walaupun pintunya ditutup.
Ternyata memang benar, ketika masuk di dalam sudah menunggu Syaikh yang sudah ada sejak di sana sejak lama. Di dalam pun tampak orang asing. Saya hanya berpikir mungkin mereka juga orang-orang yang ingin masuk Islam.
Waah ternyata dari tadi teman-temanku pada menunggu di depan pintu masuk. Saya jadi bingung jadinya. Di satu sisi saya ingin menemani perempuan tersebut beserta suaminya (mungkin), tapi di satu sisi saya ada janji dengan teman-teman untuk mengantar mereka belanja. Ya sudahlah biarlah perempuan itu beserta suaminya menyelesaikan urusannya. Saya hanya bisa berdoa mudah-mudahan Allah memudahkannya dalam mengikrarkan syahadat dan juga segala urusannya.
Dalam hatiku berkata “Mbak tidak salah dalam menentukan keyakinan, yakinlah bahwa itu benar”. Subhanallah memang Allah maha berkuasa dalam menentukan hidayah-Nya. Ya Allah hari ini kau tunjukkan kepada kami orang yang mengakui kebesaranmu. Saya yakin di belahan dunia sana masih banyak orang orang seperti perempuan itu.
Sambil keluar dari gedung tersebut saya baru menyadari, ternyata perempuan itu datang ke Masyikhoh untuk mengikrarkan syahadat. Yang nantinya akan diberi surat keterangan. Kemudian dilanjutkan ke kantor konsuler untuk meminta surat keterangan dari pihak KBRI. Barulah mereka syah secara lisan dan tulisan sebagai seorang muslim. Walaaah ternyata loadingku lambat juga, hihi…
(Tulisan ini di ambil dari khotib.multiply.com)

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar

loading...

Download App Kisah Nyata
di Google Playstore